Bab I
Pendahuluan
A.
LATAR BELAKANG
Seorang guru adalah seorang pendidik, tugas ini merupakan amanah yang
diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang tua termasuk seorang guru.
Mendidik anak – anak Indonesia yang tidak lain adalah calon penerus perjuangan
bangsa merupakan tugas yang mulia. Mendidik memang bukan tugas yang mudah
karena pendidikan adalah proses yang sangat panjang dan keberhasilannya
ditentukan berbagai faktor, salah satunya suasana pada saat kegiatan
pembelajaran dilakukan. Faktor – faktor yang menyebabkan kegiatan belajar
mengajar kurang menyenangkan terdapat pada pelajar itu sendiri, orang tua
maupun guru. Suasana belajar juga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Oleh karena
itu, Seorang calon guru harus mengetahui tentang suasana belajar yang
menyenangkan serta bagaimana mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga hal ini dapat meningkatkan
minat belajar siswa. Dengan meningkatnya minat belajar siswa, maka secara
otomatis prestasi siswa juga akan meningkat.
Dapatkah Anda membayangkan, apa yang
terjadi jika tak tercipta suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar?
Siswa akan
bosan dan tujuan dari penanaman ilmu oleh seorang pendidik tak akan tercapai. Tentu saja semua ini adalah persoalan yang serius
yang harus segera dibenahi karena sekali lagi, kualitas proses pembelajaran
berbanding lurus dengan mutu kehidupan seseorang nantinya.
Lalu Bagaimana
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan?
Oleh karena latar
belakang diataslah penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “Menciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan
Guna Meningkatkan Minat Belajar Siswa”
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
2. Apa yang dimaksud dengan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan ?
3. Bagaimana cara menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan guna meningkatkan minat belajar siswa?
4. Bagaimana peran guru dan orang tua dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan ?
C.
TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud
dengan kegiatan belajar.
2. Mengetahui pengertian tentang menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, sehingga dapat mengaplikasikannya ketika
sudah menjadi guru dimasa yang akan datang.
3. Mengetahui faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
4. Mengetahui bagaimana cara menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat belajar
siswa.
D.
MANFAAT
Penulis berharap makalah ini sangat bermanfaat bagi seorang calon guru
untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan ketika sudah menjadi
guru nantinya. Bukan suasana belajar yang monoton dan dapat membuat siswa
menjadi bosan, tetapi suasana belajar yang penuh dengan semangat siswa dalam
menerima pelajaran yang diberikan guru. Apabila suasana belajar sudah
menyenangkan maka siswa pun akan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga materi yang diberikan guru akan lebih cepat dipahami
oleh siswa.
BAB II
Pembahasan
A.
PENGERTIAN BELAJAR
Kalau ditanya apakah belajar itu ?, maka jawaban yang akan kita dapatkan
bermacam – macam. Banyak kegiatan yang hampir setiap orang dapat disetujui
kalau disebut kegiatan belajar, seperti misalnya mendapatkan kumpulan kata –
kata baru, menghafal puisi, menghafal nyanyian dan sebagainya.
Cronbach
menyatakan didalam bukunya yang berjudul Educational
Psychology bahwa “learning is shown
by a change in behavior as a result of experience” (Cronbach, dalam Sumadi
Suryabrata ( 2004 : 231).
Dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya.
Sumadi
Suryabrata didalam bukunya yang berjudul Psychology Pendidikan menyatakan bahwa
“Belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavioral
changes, aktual maupun
potensial). Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru ( dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit). Bahwa perubahan itu terjadi karena
usaha (dengan sengaja)” (Sumadi Suryabrata, 2004 : 232 ).
B.
PENGERTIAN MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR
YANG MENYENANGKAN.
Suasana belajar yang kurang menyenangkan merupakan salah satu faktor
kurangnya minat belajar siswa. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada
pencapaian dari proses belajar tersebut.
Menciptakan adalah mewujudkan sesuatu yang tiada sebelumnya atau
sesuatu yang belum pernah terjadi sama sekali dan bila seseorang menemukan hal
yang baru, dia berhak mengenalkannya kepada orang lain yang belum mengenal hal
tersebut.
Suasana adalah penilaian bagus atau tidaknya
suatu tempat dari yang melihat ataupun yang merasakannya. Jika suasananya tidak
bagus, otomatis orang yang melihat tidak mau mendekatinya dan sebaliknya, jika
suasananya bagus, otomatis orang yang melihat akan melihat tempat tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya belajar adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menyenangkan adalah perasaan seseorang yang
sedang senang terhadap apa yang terjadi. Jika sudah merasa senang maka segala sesuatu
yang dilakukan akan terasa lebih mudah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan adalah memunculkan suasana yang menyenangkan bagi
siswa ketika siswa belajar dengan begitu siswa akan lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, maka belajar pun pada akhirnya tidak dimaknai oleh anak
sebagai aktivitas yang tidak bersahabat, tidak ramah dan jauh dari kegembiraan.
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN BELAJAR SISWA
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Faktor ini diantaranya adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan
kebetahan siswa dalam kelas. Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika
proses belajar mengajar berlangsung, saat guru menerangkan beberapa murid asyik
bercerita dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain sendiri.
Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru
merasa tersinggung dan tidak dihormati. Tetapi mungkin juga guru merasa
cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan kewajibannya. Pengalaman seperti
itu merupakan hal menarik untuk disimak. Sebagai guru kreatif, inovatif dan
profesional tentu kita tidak ingin mengalami hal-hal
seperti itu. Sebaiknya kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut
tidak menimpa kita sebagai guru.
Salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu
menonton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak
tanpa berusaha melibatkan mental psikologi anak.
Setiap anak
memiliki kemampuan yang berbeda. “Setiap anak berprestasi sesuai kemampuan yang
dimilikinya dalam berbagai bindang” (Ratna, 2005 : 11), sehingga pendidik harus
memiliki pemahaman tentang kebutuhan peserta didiknya. Maka seorang pendidik
harus cerdas dalam memilih metode yang akan digunakan.
Guru adalah
sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan baginya
untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.
Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap
mengakui kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
D.
CARA MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG
MENYENANGKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
Mendidik adalah tugas mulia sekaligus berat karena
hal ini diamanahkan langsung oleh Tuhan kepada setiap orang tua atau guru. Hal
ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan pendidikan dalam kehidupan. Begitu
pentingnya pendidikan karena ia berdampak langsung terhadap baik buruknya
kualitas kehidupan bangsa ini.
Saat
ini ketertarikan siswa terhadap belajar semakin kecil. Banyak siswa yang
menganggap belajar itu membosankan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya cara mendidik yang digunakan oleh guru terlalu monoton serta
lingkungan sekitar tempat siswa belajar yang kurang efisien, sehingga minat
belajar siswa semakin berkurang.
Adapun
beberapa cara yang dapat menjadi panduan guru ataupun calon guru dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, diantaranya :
1.
Jalinlah kedekatan dengan siswa
Pendidik harus mampu menumbuhkan kedekatan dengan
anak. Kedekatan yang terjalin erat diantara keduanya menunjukkan adanya ikatan
batin yang kuat. Dengan begitu, akan muncul rasa sayang, rasa untuk
memperlakukan anak dengan sepenuh hati. Dan, sesuatu yang dilakukan dengan sepenuh
hati akan menghasilkan sesuatu secara maksimal. Jangan lupa untuk selalu
bersikap konsisten, kontinu, dan konsekuen dengan sikap yang sudah kita pilih.
Ratna Ningrum ( 2005: 15 ) menyatakan, “Manfaat
menjalin kedekatan dengan anak adalah suasana akan selalu hangat dan akrab,
munculnya rasa saling percaya, dan terciptanya iklim keterbukaan dan sikap
terbukaan”. Dengan begitu anak akan leluasa berekspresi, bertanya, serta dapat
mengeluarkan pendapatnya. Setelah itu, teruslah memotivasi siswa dalam belajar.
Tapi jangan membandingkan anak satu dengan anak yang lainnya. Bandingkanlah
anak dengan prestasi anak itu sendiri.
Eratnya hubungan antara pendidik dengan anak akan
memudahkan setiap kegiatan belajar karena diantaranya sudah terjalin kedekatan
dan rasa saling memiliki.
2.
Hargai setiap karya siswa
Seorang pendidik harus menghargai setiap hasil
atau prestasi yang dicapai oleh anak. Prestasi tidak selalu diartikan dengan juara.
Prestasi anak adalah hasil peningkatan belajar yang dicapai setiap anak,
misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti. Ratna Ningrum ( 2005 : 14 )
menyatakan, “Mulai membiasakan menghargai karya anak dari hal terkecil yang
berhasil dicapainya, akan menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri”.
Memberi hadiah kepada anak merupakan salah satu
cara untuk menghargai karya anak. Hadiah tidak harus berupa barang, tetapi
dapat diberikan dalam bentuk apapun seperti pujian, senyum serta pelukan.
Hadiah diberikan untuk memberikan kesan positif yang pada akhirnya akan
meningkatkan motivasi anak dalam belajar.
Berikan penghargaan secara sungguh – sungguh dan
tulus. Ratna Ningrum ( 2005 : 18 ) menyatakan, “Kebermaknaan hadiah bukan
dilihat dari wujudnya, tetapi dari mengapa ia bisa didapat dan siapa
pemberinya”.
3.
Pilihlah metode yang tepat dalam mengajar
Mengajar adalah kegiatan yang dinamis sepanjang
zaman. Metode atau model pembelajaran harus mengikuti perkembangan zaman,
seorang pendidik harus mau bersikap terbuka terhadap perubahan. Teruslah
berupaya mengembangkan diri melalui berbagai cara agar kita tidak tertinggal
oleh laju perkembangan zaman. Ketertinggalan seperti ini akan membuat kita
tidak dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran anak secara tepat.
Pendidik hendaknya bersikan yakin dan percaya diri
pada saat mengajar. Sikap takut, ragu, atau tidak yakin, cemas, dan semacamnya
akan mudah diketahui oleh anak. Yakinlah apa yang kita sampaikan akan dapat
diterima, dipahami dan bermanfaat bagi peserta didik.
Jadikan tema sebagai benang merah dalam kegiatan
belajar anak. Dengan begitu kegiatan
belajar akan lebih terprogram. Tema akan membantu anak berpikir sistematis dan
membantu anak agar lebih fokus. Penggunaan tema juga akan membantu pendidik
dalam menentukan media dan alat bantu yang digunakan.
Pengguanaan media belajar akan membuat anak
memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang dipelajari. “Media
adalah sesuatu yang dikemas secara menarik untuk suatu tujuan pembelajaran,
yang disajikan dalam berbagai bentuk atau jenis, mudah dikenal, mudah
dipelajari, mudah dipahami, serta menghibur anak dalam berbagai situasi belajar
yang sedang mereka jalani” ( Ratna, 2005 : 23 ). Media belajar tidak harus
berteknologi tinggi dengan harga mahal, tetapi benda – benda yang ada disekitar
kita pun dapat dipakai. Oleh karena itu seorang pendidik harus memiliki
kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan atau membuat sesuatu
yang baru, asli, berbeda dan tentunya bermanfaat. “Kreativitas adalah bukti
kecerdasan dan keterampilan yang dimiliki seseorang” (Ratna, 2005 : 21)
Perlu ditekankan bahwa kegiatan belajar hanya
dapat berlangsung dengan baik dalam suasana kebersamaan. Menurut Ratna Ningrum (
2005 : 31 ) menyatakan bahwa, “Metode partisipasi, seperti diskusi, tanya
jawab, praktik bersama, dan sebagainya adalah metode belajar yang tepat untuk
digunakan”.
Setiap anak perlu diransang untuk berpartisipasi.
Perlu diingat bahwa partisipasi tidak harus dalam bentuk menjawab pertanyaan
atau bercerita panjang lebar tentang tema yang sedang dibahas. Partisipasi
dapat dilakukan dalam bentuk apapun, termasuk duduk dan mendengarkan teman yang
sedang mengemukakan pendapat yang berbeda. Dengan begitu, siapapun dapat
berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Hindari metode belajar ceramah satu arah
tanpa memberi anak kesempatan untuk berperan secara aktif. Tanpa keterlibatan
anak secara aktif, belajar tidak akan efektif.
Biasakan memberi tugas kepada anak setiap selesai
belajar. Dengan tugas yang diberikan, anak sekaligus mengulang kembali materi
yang telah diperoleh.
4.
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Menarik
Lingkungan kelas adalah salah satu faktor penentu
minat siswa dalam belajar. Seorang guru harus dapat mendesain lingkungan kelas
agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Lalu apa yang perlu
disiapkan ?
Pertama, mulailah kegiatan pembelajaran dengan
membersihkan dan menciptakan lingkungan yang nyaman. Desain lah ruangan dengan
hal – hal yang membuat hati ceria. Misalnya dengan menempelkan gambar – gambar
tokoh kartun yang disenangi anak atau bisa juga dengan menempelkan gambar –
gambar sesuai dengan tema pelajaran.
Kedua, sediakanlah peralatan kebersihan dan
tempat sampah yang memadai. Buat kesepakatan aturan berkaitan dengan
kebersihan, baik untuk membersihkan tempat, membuang sampah pada tempatnya,
maupun merapikan dan membersihkan kembali peralatan yang telah digunakan.
“Kenyamanan dan kebersihan ruangan atau lingkungan
merupakan kontributor tercapainya suasana belajar yang menyenangkan” (Ratna,
2005 : 24).
Anak juga memerlukan lingkungan untuk dapat
membantu mengembangkan imajinasinya.
Bab III
Penutup
A.
SIMPULAN
Setelah mempelajari makalah ini, penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa mendidik bukanlah hal yang
sederhana. Oleh karena itu orang tua dan guru salaku pendidik sangat berperan
penting dalam membangkitkan semangat belajar siswa.
Pendidik haruslah cerdas dan kreativ dalam mengajar sehingga dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan saat belajar dikelas agar siswa
tidak merasa jenuh, dengan begitu siswa akan lebih cepat memahami materi yang
diberikan oleh seorang pendidik.
Seorang pendidik juga sangat berperan penting dalam membentuk rasa percaya
diri siswa, karena hal ini sangat dibutuhkan siswa dalam belajar.
B.
SARAN
Sebagai seorang guru maupun calon guru, kita dituntut untuk dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga minat belajar siswa pun
akan semakin meningkat dan hal ini juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri
siswa dalam belajar. Jangan pernah memarahi siswa jika mereka salah, karena hal
ini dapat menurunkan semangatnya dalam belajar. Teruslah memotivasi siswa dalam
belajar dengan cara apapun sehingga siswa dapat memperbaiki kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta :
Rajagrafindo Persada
2. Ningrum, Ratna. 2005. A-Z
Mendidik Secara Cerdik. Solo : Tiga Serangkai.
4. http://faizalkualaselakau.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar